Tentang SMA ku, Catatan Masa Putih Abu-abu
Putih abu-abu adalah warna seragam untuk sekolah menengah atas dan sederajatnya. Dulu ketika masih berseragam tersebut, rasanya biasa saja. Seperti biasa berangkat pagi, bertemu teman-teman, belajar di kelas, kegiatan, dan pulang.. begitu seterusnya.Masa itu sudah berlalu 3 tahun yang lalu. Sekarang aku sudah tidak bisa mengulang kembali harianku dimasa itu. Kadang kalau teringat masa itu berkesan juga.
Sekilas Tentang Sekolahku
SMA favorit di Magetan, adalah julukan dari sekolahku waktu itu. Terletak di pinggir sawah melewati gang seberang terminal Maospati. Kalau orang Magetan pasti sudah tidak asing mendengarnya, SMANTI nama sekolahku.
SMANTI atau SMA N 1 Maospati adalah sekolah terbaik di wilayah timur kabupaten Magetan, sepertinya bukan hanya di wilayah timur saja tapi diseluruh Magetan.. Yaa satu-dua lah dengan SMA N 1 Magetan haha ?
Bisa dibilang, lingkungan yang baik untuk mendukung prestasi ada di sekolahku. Siswa-siswi yang masuk menjadi murid SMANTI sudah ter-filter dulu, tentunya yang masuk SMANTI sebagian besar adalah murid-murid yang cukup berprestasi dari sejak SMP. Dengan begitu, daya pacu seorang siswa akan menyesuaikan dengan berbagai murid yang kompeten.
Banyak hal yang bisa menjadikan sekolahku menjadi julukan sekolah favorit. Mulai dari guru-guru yang kompeten, prestasi akademik karena seringnya juara olimpiade tingkat provinsi maupun nasional, prestasi olah raga, dan fasilitas sekolah yang bagus, banyaknya lulusan yang tembus ke PTN ternama, banyak alumni Perwira, dan terbukti banyak alumni-alumni sukses lainnya.
Sekilas Tentang Aku
Masuk SMA ditahun 2009, aku adalah orang yang beruntung bisa bersekolah di SMANTI. Banyak dari teman temanku SMP yang menginginkan bersekolah di SMANTI tapi tidak lolos seleksi.
Bagaiman denganku? Apakah aku juga siswa teladan? Jawabnya siswa telatan hahaha. Seabgus appaun sekolah kita tentu saja tidak semua murid dari sekolah favorit semuanya pintar dan teladan. Aku cuma beruntung, kebetulan nilai kelulusan SMP ku tinggi dan aku berhasil diterima di SMANTI. Alhamdulillah.
Aku hanya siswa biasa tidak pernah juara kelas, tidak pernah menjadi pengurus kelas, tidak juga aktivis organisasi. Aku sering terlambat masuk kelas, pernah dihukum di jemur di lapangan, dan parahnya juga pernah berkelahi. hehe
Tapi aku tak pernah sekalipun bolos sekolah maupun alpha dalam presensi. Karena sekolah adalah amanah dari orang tua. Bagiku membolos adalah pantangan mutlak yang harus aku hindari. Jika aku tidak masuk sekolah, pasti ada pemberitahuan dan ijin sebelumnya.
Pengalaman Masa Putih Abu-abu
Aku pertama kali masuk di kelas sepuluh F (XF). Semasa angkatanku, penjurusan sekolah dilakukan di kelas 11. Jadi pelajaran di sekolahku masih umum, aku dan teman-teman mempelajari pelajaran IPA (Kimia, Fisika, Biologi) dan juga IPS (Sosiologi, Geografi, Ekonomi), dan mata pelajaran wajib seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, PKN, di tambah lagi muatan lokal.
Ya seperti itu, semua mata pelajaran itu kami tempuh dan sepertinya itu belum seperapa di bandingkan Madrasah Aliyah.
Yang membekas di memori adalah perjuangan mendapatkan nilai yang bagus agar bisa masuk ke jurusan IPA. Sepertinya bukan hanya aku saja yang menginginkan masuk IPA. Jurusan IPA menjadi favorit dari hampir sebagian besar murid SMA ku.
Entah mengapa, hal tersebut sudah mengakar bahwa IPA adalah jurusan yang bagus, peluang lebih lebar dan mendapatkan tempat yang lebih tinggi dalam profesi tertentu. Hal lain yang mendominasi di jurusan IPA adalah golongan siswa-siswi yang rajin dan tertib, ada juga yang berpendapat IPA adalah tempatnya calon istri-istri idaman haha
Berbeda sekali dengan IPS, IPS selalu di isi oleh kumpulan siswa-siswi yang mbeling (susah diatur). Suka klayapan, seragam amburadul dan tidak disiplin. Dan lagi ada yang beranggapan kalau anak IPS tidak lebih pintar dari anak IPA.
Terpengaruh Pola Pikir Yang Salah
Anggapan bahwa IPA itu lebih baik dari IPS adalah kesalahpahaman pemikiranku. Jurusan IPA dan IPS sebenarnya sama saja. Ilmu IPS akan lebih bisa diterapkan secara langsung di masyarakat dan kehidupan kita.
Ilmu IPA juga sangat bermanfaat, seperti listrik, lampu penerang, komputer, internet sebagian besar berasal dari ilmu-ilmu IPA. Semua penemuan-penemuan hebat itu di temukan oleh orang-orang yang mempelajari IPA, yang menjadi pertanyaan dimanakah jiwa kita?
Kebanyakan siswa baru SMA belum sampai ke pemikiran seperti itu, jurusan IPA tampak elit karena memang orang-orang jenius ada disana. dan IPS tambah buruk karena di dominasi pelajar-pelajar yang memang sulit diatur.
Cara pandang tentang IPA dan IPS seperti itu yang sudah menjadi paradok secara turun temurun di lingkungan sekolah membuatku memilih di jurusan IPA.
Sejujurnya, mata pelajaran IPS lebih menyenangkan buatku dari pada mata pelajaran IPA.
IPA atau IPS ?
Selain cara pandangku yang salah, waktu itu aku ingin mendaftar di militer. IPA adalah alasanku agar aku bisa mendaftar ke militer untuk penentuan jejang masuk sekolah militer.
Karena peraturan militer, jurusan IPS hanya bisa mendaftar di SECATA. Dan untuk jurusan IPA bisa mendaftar di SECABA, kalau di Akademi Militer sudah jelas harus dari SMA jurusan IPA. Ya seperti itu informasi yang aku dapat waktu itu..
Untuk masuk di jurusan IPA itu tidak mudah, hanya siswa-siswi pilihan yang bisa masuk ke jurusan IPA. Bisa jadi karenakan ruang kelas IPA yang tidak sebanding dengan peminat jurusan IPA yang cukup banyak.
Salah satu perjuanganku untuk masuk ke jurusan IPA adalah mengikuti les di rumah guruku, waktu itu masih kelas 10 les yang aku ikuti adalah Kimia di rumah Bu Yatmi (Komplek Lanud Iswahjudi) dan les Matematika di rumah Pak Riyanto (Desa Bogorejo).
Yah, alhamdulillah sesuai harapanku.. hasilnya cukup memuaskan, Aku masuk di Jurusan IPA.
Foto Bersama Untuk Album Sekolah
Menjelang kelulusan, seluruh angkatan kelas dua belas melakukan pengambilan foto untuk kelas masing-masing untuk di jadikan album kenagan kelulusan. Kelasku dua belas IPA 4 juga demikian, ada foto personal, foto di bagi kelompok-kelompok, dan foto kesuluruhan satu kelas.
Foto kelas keseluruhan diambil di sekolah bersama bapak wali kelas Drs. Riyanto. Dan untuk foto personal dan kelompok kami take di Ponorogo di studionya langsung dari jasa yang dapat proyek dari sekolah.
Menantikan Kelulusan
Ujian nasional, hanya bisa pasrah. Semua ikhtiar sudah aku jalani semampuku, akhrinya lulus 100% untuk SMANTI angkatanku. Setelah proses UN, UAS, ujian praktek sekolah kami lalui semua.
Rasanya cukup hampa, sekolah tak menyenangkan hari-hari sebelumnya. Kami anak kelas dua belas menantikan kelulusan, tidak ada pelajaran disekolah. Kami di bebaskan, masuk sekolah.. boleh pulang kapan saja.
Boleh masuk sekolah, boleh di rumah saja. Aku biasanya ke sekolah, masih pakai seragam duduk manis di emperan kelas seperti biasa, bersama Acer teman hidupku tercinta. Browsing, facebook, dan mencari-cari informasi kuliah untuk jenjang berikutnya.
Hanya beberapa orang saja temanku yang seangkatan ada di sekolah, tak seramai biasanya. Guru-guruku sering menyapaku, kenapa masih sekolah aja Gus.. kan sudah lulus? Aku hanya tersenyum, dan menjawab ” Tidak apa apa Bu, kangen sekolah.” Dan Guruku menjawab, “Ya udah di lanjut Gus.”
Dalam hati rindu suasana keramaian sekolah, rindu kesibukan-kesibukan mengejakan tugas yang tidak pada jelas itu, rindu olah raga bareng teman-teman kelas, rindu bercengkrama di emperan kelas dan rindu canda tawa bapak ibu guru yang selalu sabar mengahadapi sikap para siswa-siswi.
Asmara Bagimana?
Ada yang aku suka sudah lama, teman SMA. Aku ga berani bilang, kusimpan saja harapannya suatu saat bisa berjumpa. Tapi sekarang sudah dilamar orang. Yaudah
Wisuda SMA, Akhirnya Perpisahan
Setiap kelulusan pasti ada perpisahan, di penghujung sekolahku. Prosesi wisuda sekaligus perpisahan angkatanku dilakukan di Graha Dewanto, Lanud Iswahjudi – Magetan. Para wali murid mendampingi, para siswa yang duduk rapi dengan kursi tersendiri.
Mendengar nyanyian-nyanyian perpisahan, lagu hymne guru, lagu-lagu hiburan-hiburan dari Band SMA. Kami para siswa bersuka cita, tertawa bahagia karena kelulusan kami. Saling menyapa dan bertukar cerita kepada teman-teman seperjuangan.
Di dalam gedung aula perpisahan. Dalam hati yang terselip penyesalan, meninggalkan cerita SMA yang sebenarnya ingin aku ulang kembali, memperbaiki prestasi, menghapus kenangan kenangan kelam dan kenakalan yang sudah dialami.
Mengkin saja, bukan hanya aku yang berfikiran demikian. Entahlah, yang pasti perpisahan pasti terjadi. Episode kehidupan baru akan aku jalani dan juga teman-temanku yang baru saja di wisuda. Aku dan teman-temanku berkata, ini bukan akhir. Tapi inilah awal yang sebenarnya dalam kehidupan yang kita jalani.
Catatan akhir – Menyedihkan, aku ga punya banyak foto kenang-kenangan SMA.
Putih abu-abu adalah warna seragam untuk sekolah menengah atas dan sederajatnya. Dulu ketika masih berseragam tersebut, rasanya biasa saja. Seperti biasa berangkat pagi, bertemu teman-teman, belajar di kelas, kegiatan, dan pulang.. begitu seterusnya.Masa itu sudah berlalu 3 tahun yang lalu. Sekarang aku sudah tidak bisa mengulang kembali harianku dimasa itu. Kadang kalau teringat masa itu berkesan juga.
Sekilas Tentang Sekolahku
SMA favorit di Magetan, adalah julukan dari sekolahku waktu itu. Terletak di pinggir sawah melewati gang seberang terminal Maospati. Kalau orang Magetan pasti sudah tidak asing mendengarnya, SMANTI nama sekolahku.
SMANTI atau SMA N 1 Maospati adalah sekolah terbaik di wilayah timur kabupaten Magetan, sepertinya bukan hanya di wilayah timur saja tapi diseluruh Magetan.. Yaa satu-dua lah dengan SMA N 1 Magetan haha ?
Bisa dibilang, lingkungan yang baik untuk mendukung prestasi ada di sekolahku. Siswa-siswi yang masuk menjadi murid SMANTI sudah ter-filter dulu, tentunya yang masuk SMANTI sebagian besar adalah murid-murid yang cukup berprestasi dari sejak SMP. Dengan begitu, daya pacu seorang siswa akan menyesuaikan dengan berbagai murid yang kompeten.
Banyak hal yang bisa menjadikan sekolahku menjadi julukan sekolah favorit. Mulai dari guru-guru yang kompeten, prestasi akademik karena seringnya juara olimpiade tingkat provinsi maupun nasional, prestasi olah raga, dan fasilitas sekolah yang bagus, banyaknya lulusan yang tembus ke PTN ternama, banyak alumni Perwira, dan terbukti banyak alumni-alumni sukses lainnya.
Sekilas Tentang Aku
Masuk SMA ditahun 2009, aku adalah orang yang beruntung bisa bersekolah di SMANTI. Banyak dari teman temanku SMP yang menginginkan bersekolah di SMANTI tapi tidak lolos seleksi.
Bagaiman denganku? Apakah aku juga siswa teladan? Jawabnya siswa telatan hahaha. Seabgus appaun sekolah kita tentu saja tidak semua murid dari sekolah favorit semuanya pintar dan teladan. Aku cuma beruntung, kebetulan nilai kelulusan SMP ku tinggi dan aku berhasil diterima di SMANTI. Alhamdulillah.
Aku hanya siswa biasa tidak pernah juara kelas, tidak pernah menjadi pengurus kelas, tidak juga aktivis organisasi. Aku sering terlambat masuk kelas, pernah dihukum di jemur di lapangan, dan parahnya juga pernah berkelahi. hehe
Tapi aku tak pernah sekalipun bolos sekolah maupun alpha dalam presensi. Karena sekolah adalah amanah dari orang tua. Bagiku membolos adalah pantangan mutlak yang harus aku hindari. Jika aku tidak masuk sekolah, pasti ada pemberitahuan dan ijin sebelumnya.
Pengalaman Masa Putih Abu-abu
Aku pertama kali masuk di kelas sepuluh F (XF). Semasa angkatanku, penjurusan sekolah dilakukan di kelas 11. Jadi pelajaran di sekolahku masih umum, aku dan teman-teman mempelajari pelajaran IPA (Kimia, Fisika, Biologi) dan juga IPS (Sosiologi, Geografi, Ekonomi), dan mata pelajaran wajib seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, PKN, di tambah lagi muatan lokal.
Ya seperti itu, semua mata pelajaran itu kami tempuh dan sepertinya itu belum seperapa di bandingkan Madrasah Aliyah.
Yang membekas di memori adalah perjuangan mendapatkan nilai yang bagus agar bisa masuk ke jurusan IPA. Sepertinya bukan hanya aku saja yang menginginkan masuk IPA. Jurusan IPA menjadi favorit dari hampir sebagian besar murid SMA ku.
Entah mengapa, hal tersebut sudah mengakar bahwa IPA adalah jurusan yang bagus, peluang lebih lebar dan mendapatkan tempat yang lebih tinggi dalam profesi tertentu. Hal lain yang mendominasi di jurusan IPA adalah golongan siswa-siswi yang rajin dan tertib, ada juga yang berpendapat IPA adalah tempatnya calon istri-istri idaman haha
Berbeda sekali dengan IPS, IPS selalu di isi oleh kumpulan siswa-siswi yang mbeling (susah diatur). Suka klayapan, seragam amburadul dan tidak disiplin. Dan lagi ada yang beranggapan kalau anak IPS tidak lebih pintar dari anak IPA.
Terpengaruh Pola Pikir Yang Salah
Anggapan bahwa IPA itu lebih baik dari IPS adalah kesalahpahaman pemikiranku. Jurusan IPA dan IPS sebenarnya sama saja. Ilmu IPS akan lebih bisa diterapkan secara langsung di masyarakat dan kehidupan kita.
Ilmu IPA juga sangat bermanfaat, seperti listrik, lampu penerang, komputer, internet sebagian besar berasal dari ilmu-ilmu IPA. Semua penemuan-penemuan hebat itu di temukan oleh orang-orang yang mempelajari IPA, yang menjadi pertanyaan dimanakah jiwa kita?
Kebanyakan siswa baru SMA belum sampai ke pemikiran seperti itu, jurusan IPA tampak elit karena memang orang-orang jenius ada disana. dan IPS tambah buruk karena di dominasi pelajar-pelajar yang memang sulit diatur.
Cara pandang tentang IPA dan IPS seperti itu yang sudah menjadi paradok secara turun temurun di lingkungan sekolah membuatku memilih di jurusan IPA.
Sejujurnya, mata pelajaran IPS lebih menyenangkan buatku dari pada mata pelajaran IPA.
IPA atau IPS ?
Karena peraturan militer, jurusan IPS hanya bisa mendaftar di SECATA. Dan untuk jurusan IPA bisa mendaftar di SECABA, kalau di Akademi Militer sudah jelas harus dari SMA jurusan IPA. Ya seperti itu informasi yang aku dapat waktu itu..
Untuk masuk di jurusan IPA itu tidak mudah, hanya siswa-siswi pilihan yang bisa masuk ke jurusan IPA. Bisa jadi karenakan ruang kelas IPA yang tidak sebanding dengan peminat jurusan IPA yang cukup banyak.
Salah satu perjuanganku untuk masuk ke jurusan IPA adalah mengikuti les di rumah guruku, waktu itu masih kelas 10 les yang aku ikuti adalah Kimia di rumah Bu Yatmi (Komplek Lanud Iswahjudi) dan les Matematika di rumah Pak Riyanto (Desa Bogorejo).
Yah, alhamdulillah sesuai harapanku.. hasilnya cukup memuaskan, Aku masuk di Jurusan IPA.
Foto Bersama Untuk Album Sekolah
Menjelang kelulusan, seluruh angkatan kelas dua belas melakukan pengambilan foto untuk kelas masing-masing untuk di jadikan album kenagan kelulusan. Kelasku dua belas IPA 4 juga demikian, ada foto personal, foto di bagi kelompok-kelompok, dan foto kesuluruhan satu kelas.
Foto kelas keseluruhan diambil di sekolah bersama bapak wali kelas Drs. Riyanto. Dan untuk foto personal dan kelompok kami take di Ponorogo di studionya langsung dari jasa yang dapat proyek dari sekolah.
Menantikan Kelulusan
Ujian nasional, hanya bisa pasrah. Semua ikhtiar sudah aku jalani semampuku, akhrinya lulus 100% untuk SMANTI angkatanku. Setelah proses UN, UAS, ujian praktek sekolah kami lalui semua.
Rasanya cukup hampa, sekolah tak menyenangkan hari-hari sebelumnya. Kami anak kelas dua belas menantikan kelulusan, tidak ada pelajaran disekolah. Kami di bebaskan, masuk sekolah.. boleh pulang kapan saja.
Boleh masuk sekolah, boleh di rumah saja. Aku biasanya ke sekolah, masih pakai seragam duduk manis di emperan kelas seperti biasa, bersama Acer teman hidupku tercinta. Browsing, facebook, dan mencari-cari informasi kuliah untuk jenjang berikutnya.
Hanya beberapa orang saja temanku yang seangkatan ada di sekolah, tak seramai biasanya. Guru-guruku sering menyapaku, kenapa masih sekolah aja Gus.. kan sudah lulus? Aku hanya tersenyum, dan menjawab ” Tidak apa apa Bu, kangen sekolah.” Dan Guruku menjawab, “Ya udah di lanjut Gus.”
Dalam hati rindu suasana keramaian sekolah, rindu kesibukan-kesibukan mengejakan tugas yang tidak pada jelas itu, rindu olah raga bareng teman-teman kelas, rindu bercengkrama di emperan kelas dan rindu canda tawa bapak ibu guru yang selalu sabar mengahadapi sikap para siswa-siswi.
Asmara Bagimana?
Ada yang aku suka sudah lama, teman SMA. Aku ga berani bilang, kusimpan saja harapannya suatu saat bisa berjumpa. Tapi sekarang sudah dilamar orang. Yaudah
Wisuda SMA, Akhirnya Perpisahan
Setiap kelulusan pasti ada perpisahan, di penghujung sekolahku. Prosesi wisuda sekaligus perpisahan angkatanku dilakukan di Graha Dewanto, Lanud Iswahjudi – Magetan. Para wali murid mendampingi, para siswa yang duduk rapi dengan kursi tersendiri.
Mendengar nyanyian-nyanyian perpisahan, lagu hymne guru, lagu-lagu hiburan-hiburan dari Band SMA. Kami para siswa bersuka cita, tertawa bahagia karena kelulusan kami. Saling menyapa dan bertukar cerita kepada teman-teman seperjuangan.
Di dalam gedung aula perpisahan. Dalam hati yang terselip penyesalan, meninggalkan cerita SMA yang sebenarnya ingin aku ulang kembali, memperbaiki prestasi, menghapus kenangan kenangan kelam dan kenakalan yang sudah dialami.
Mengkin saja, bukan hanya aku yang berfikiran demikian. Entahlah, yang pasti perpisahan pasti terjadi. Episode kehidupan baru akan aku jalani dan juga teman-temanku yang baru saja di wisuda. Aku dan teman-temanku berkata, ini bukan akhir. Tapi inilah awal yang sebenarnya dalam kehidupan yang kita jalani.
Catatan akhir – Menyedihkan, aku ga punya banyak foto kenang-kenangan SMA.
Comments
Post a Comment